Monday, May 14, 2007

Perbatasan

Di penghujung Januari 2007, saat itu belum dua minggu saya berada di tanah Timor, saya berkesempatan untuk mengunjungi Kabupaten Belu dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Saat di TTU itulah saya bersama tim menyempatkan diri untuk melihat perbatasan RI dan Timor Leste (TL) yang terletak di dearah Wini, Kecamatan Insana Utara. Saya pun baru mengetahui bahwa wilayah TL terbagi menjadi dua: yang terbesar ada di bagian timur Pulau Timor, sebagaimana yang selama ini saya pahami, dan ada satu wilayah lagi yang hanya terdiri atas satu distrik, letaknya berdampingan dengan batas utara Kabupaten TTU dan sebagian kecil batas utara Kabupaten Kupang.

Begitu tiba di pos jaga, kami utarakan maksud kehadiran kami kepada pihak tentara yang bertugas. Kami pun minta ijin untuk menggunakan kamera untuk kepentingan pribadi dan non komersial. Pihak tentara mempersilahkan namun tetap mendampingi. Di wilayah ini, pemisahan batas negara menggunakan batas alam berupa sungai. Persis di pertengahan jembatan Sungai Noemeto inilah garis batas negara dibuat. Saya sempat minta tolong kepada salah seorang tentara untuk mengambilkan gambar diri saya yang sejenak berada di teritori TL (saya berdiri melewati garis kuning batas negara). Sebagai kenang-kenangan, alih-alih melakukan vandalisme yang kerap saya temui di daerah wisata alam lewat tulisan ‘(Fulan) was here’..

Selain berdiri markas tentara, terdapat pula kompleks kantor polisi yang letaknya bersisian. Setelah mengambil sejumlah gambar, kami duduk sebentar seraya berbincang ringan dengan para tentara. Saya tidak sempat menanyakan dari mana saja asal mereka, tapi sebagian ada yang berasal dari Jawa serta Mataram. Sebelum beranjak pergi, saya menunaikan shalat Ashar di musala yang juga berada di lingkungan markas (ini pertama kali saya menjumpai musala di tanah Timor, di tempat-tempat lain saya menemui masjid namun belum pernah melihat musala atau langgar).

Kami mengucapkan terima kasih dan permohonan diri, disisi lain para tentara juga merasa amat senang dengan kehadiran kami karena mendapat teman baru. Hm, saya bisa membayangkan keseharian mereka—pada periode aman dan terkendali—yang relatif statis dan karenanya membuat jenuh. Namun ini sudah menjadi kewajiban dan juga pilihan.



No comments: